Sesampai di rumah, saya langsung menghubungi Panda untuk segera pulang ke makassar, saya sudah yakin nih beberapa hari lagi akan lahiran. Besoknya kontrol ke dokter, eh ternyata jalan lahir masih rapat banget kok. Kata dokter, kalau sampai tanggal 31 maret belum ngerasain tanda lahiran, langsung ke UGD aja. Ya baiklahh.. Lumayan lega juga sih akhirnya.
Sorenya kontrol ke dokter lagi. Hasilnya kepala bayi sudah masuk panggul, air ketuban masih aman. Jadi kemungkinan besar dalam hitungan hari sudah bisa ketemu sama adek bayi. Agak parno juga sih soalnya waktu hamil Auf, air ketuban sudah mulai keruh sebelum usia kehamilan 40minggu. Dan Auf juga lahir maju beberapa hari sebelum jadwal HPL. Tapi ya balik lagi, tiap kehamilan kondisinya mesti beda-beda walaupun dengan rahim yang sama.
Belum juga merasakan sakit yang berarti. Padahal besok udah HPL aja nih, makin deg-degan dong. Malamnya iseng minta ke bapak buat traktir makan durian dengan alasan durian bagus untuk mancing kontraksi. Dan bapak mau aja pula..haha.. Lumayan kalap juga saya waktu itu makan duriannya, sambil berharap besoknya udah bisa lahiran.
1 April
Karena HPL sudah lewat sehari, kita ga mau nunggu lama langsung
cuss ke UGD RSIA Ananda. Kontraksinya juga sudah mulai sering sih. Perjalanan menuju RS saat itu terbilang laamaaa banget! Iya, karena dari jl.Pettarani sampai ke RS saja butuh waktu sekitar 2 jam lebih. Macet parah! Para kendaraan seolah-olah nge-
freeze apalagi pas mendekati hotel
Four Points by Sheraton yang menjadi
venue acara FEMME 2017. Bahkan kita sempat berhenti lama di depan gerbang hotel. Sambil bengong, saya menatap nanar ke arah gerbang hotel, membayangkan teman-teman
bloger yang sedang meliput acara FEMME dan menikmati rayuan diskon dari berbagai
brand. Duh, padahal saya pengen juga me
review acara
fashion sekali-sekali, huhu
Tiba-tiba
security hotel teriak ngasih aba-aba ke Panda pas Panda mau maujuin mobil. Kita disuruh tetap berhenti karena masih ada beberapa mobil yang mau masuk ke area hotel. Panda yang tadinya masih sabar langsung balas teriak juga '
Saya udah ga bisa stop lama-lama di sini, istri saya mau melahirkan!' melihat reaksi Panda, saya langsung sigap elus-elus perut sambil ngeluh kesakitan 🙈 Akhirnya kita deh yg diproritaskan jalan duluan.
Tiba di UGD, dokter jaga langsung periksa dalam. Daan, ternyata baru pembukaan 1. Padahal tiap kontraksi muncul udah berasa sakit banget. Hanya saja memang durasinya ga panjang, dan dalam 10 menit munculnya 2 kali saja. Ujung-ujungnya saya disuruh pulang dulu, datang lagi kalau sakitnya sudah ga tertahankan.
2 April
Dari jam 4 subuh, kontraksi sudah sering muncul dan sakitnya sampai bikin saya teriak.
Ok fix, mau
ma' melahirkan ini. Sekitar jam 6 pagi kita langsung menuju ke UGD. Untungnya pagi yaa, ga kebayang kalau saya ke RS nya siang atau sore. Harus melewati venue FEMME lagi yang saat itu merupakan hari terakhir, pasti bakalan ramai dan bikin macet jalanan.
Dalam 10 menit, kontraksi sudah muncul lebih dari 3 kali. Dan ya, sudah pembukaan 2 saat diperiksa. Tapi ternyata dokter yang sering saya datangi untuk kontrol saat itu sedang di luar kota. Dioperlah saya ke dokter lain (sampai 3 kali dioper baru dapat dokter yang bersedia 🙈). Itupun dokternya tidak sedang berada di RS.
Sakitnya makin menjadi di pembukaan 3. Pas kontraksi muncul lagi, tiba-tiba terdengar suara 'deg' kemudian air merembes keluar. Oh ini toh yang namanya ketuban pecah (dulu waktu hamil pertama ga ngerasain ini, dokternya sendiri yang pecahin kantung ketuban). Akhirnya saya dipindahkan ke kamar bersalin yang terdapat 4 bed dengan ibu-ibu siap lahiran. Di sana saya sudah ga malu-malu lagi teriak kesakitan. Soalnya ibu-ibu lain juga gitu sih, hehe. Lagipula itu sakitnya memang benar-benar bikin pengen teriak.
Setelah pemeriksaan dalam dan sudah pembukaan 4, sakitnya makin ga bisa saya tahan. Bidannya ngelarang untuk ngeden karena mikirnya masih pembukaan 4, padahal justru karena sakitnya itu otomatis jadi ngeden sendiri. Akhirnya saya teriak aja '
susteerr! Ini mau mi keluar!' dan bener kaan pas diperiksa ternyata sudah pembukaan lengkap. Jadi panik sendiri kan bidannya apalagi dokter juga belum datang.
Pukul 8.45 pagi, akhirnya bayi keluar juga. Saya merasa lahiran kali ini lebih sakit dengan perjuangan yang benar-benar antara hidup dan mati. Sampai gemeteran dan lemas banget. Kemungkinan karena saya belum sarapan ya dan faktor 'U' tentunya, hihi.. Ekspektasinya sih pengen ngeden
syantik seperti
sesembak yang ada di postingan
Lambe Turah (ketahuan deh nge
follow minceu). Faktanya saya ngedennya berantakan sampai posisi bergeser ke tepi tempat tidur dan hampir jatuh, hahaha. Sesaat setelah lahir, bayi langsung dimasukkan ke inkubator karena air ketuban yang berwana hijau. Dan sayangnya tidak ada proses IMD (Inisisasi Menyusui Dini), hiks.. Sempat nunggu lama lagi sampai robekannya dijahit sama bidan, dan itu tuh rasanya sakiiitt bgt! Jahit luar dalam tanpa anastesi, sosodarah! Dan dokternya masih belum datang juga, sepertinya kejebak macet.
Khawla Al Khansa, nama yang saya dan Panda berikan untuk anak kedua kami.
Khawla merupakan nama seorang pejuang/ mujahidah pada jaman Nabi yang dijuluki ksatria berkuda hitam. Sedangkan
Al Khansa merupakan nama Ibu dari para syuhada'. Tentu saja lewat nama yang kami berikan terselip doa dan harapan yang baik. Semoga menjadi anak sholehah dan menjadi Syafaat bagu kedua orang tuanya di Akhirat nanti, Aamiin..
Masih pengen punya anak lagi? Ya mau sih.. mau banget malah. Tapiii..... krik..krik..krik.. *kemudian hening
Baca juga:
Anak-anakku Yang Tak Pernah Lahir